TIMES MAGETAN, JAKARTA – Pertahanan Atlantik Utara, NATO, mulai berlatih mempertahankan wilayah negara anggotanya dengan menggunakan senjata nuklir, karena ada kekhawatiran perang meluas antara Rusia melawan NATO.
Setidaknya 70 pesawat dilibatkan dalam latihan perang itu dengan pesawat-pesawat tempur Jerman yang mampu membawa bon nuklir Amerika Serikat yang ditempatkan di Eropa.
Latihan itu akan berlangsung dari 16 hingga 30 Oktober dan merupakan latihan tembak langsung rudal terbesar Angkatan Laut Jerman dalam 30 tahun.
Sembilan kapal laut dan satu kapal selam Angkatan Laut Jerman berpartisipasi dalam latihan tembak langsung ini, yang akan meluncurkan rudal antipesawat dan antikapal serta torpedo antikapal selam.
Aliansi Barat itu mengumumkan Senin kemarin, saat manuver dimulai dengan melibatkan sekitar 2.000 personel militer, mereka akan berpartisipasi dalam manuver Steadfast Noon selama dua minggu ke depan.
Aliansi tersebut juga mengatakan, bahwa sekitar 70 pesawat akan berpartisipasi dalam latihan udara, termasuk jet tempur Jerman yang mampu mengangkut bom nuklir AS yang ditempatkan di Eropa.
Latihan tahun ini dijadwalkan berlangsung terutama di wilayah udara di atas Laut Utara.
Pangkalan udara Belanda di Volkel dan pangkalan militer di Kleine Brogel di Belgia, Lakenheath di Inggris, dan Skridstrup di Denmark juga diperkirakan akan memainkan peran utama.
NATO mengatakan angkatan bersenjata Jerman akan berpartisipasi dengan tiga pesawat Tornado yang diperlengkapi untuk menjatuhkan bom nuklir AS dan empat jet Eurofighter untuk manuver.
Latihan ini sangat berkaitan dengan maraknya kehadiran drone tak dikenal yang telah menjelajah sembilan negara anggota Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) akhir-akhir ini.
Karena itu latihan ekstensif militer kali ini akan mencakup semua wilayah, mulai dari darat, laut dan udara, ditambah dengan dunia maya yang melibatkan jet tempur F-35 serta Typhoon.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggambarkan fenomena tersebut sebagai "perang abu-abu" yang disengaja terhadap Eropa.
Ia mengumumkan rencana untuk membangun tembok teknis pada tahun 2030 untuk mendeteksi dan menghancurkan pesawat tak berawak.
Jerman telah meloloskan undang-undang yang mengizinkan polisi menembak jatuh pesawat tak berawak tak dikenal, sementara negara-negara Eropa menuduh Rusia bertanggung jawab, tuduhan yang dibantah oleh Kremlin.
Ada kekhawatiran bahwa konflik Rusia-Ukraina bisa meluas meningkat menjadi front baru antara Rusia dan negara-negara NATO.
Karena Aliansi Pertahanan Atlantik Utara, NATO akan mulai berlatih mempertahankan wilayah negara anggotanya dengan menggunakan senjata nuklir, dan tentara Rusia adalah yang paling siap tempur di dunia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: NATO Mulai Latihan Bertahan dengan Senjata Nuklir, Ada Apa?
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |