TIMES MAGETAN, PANGANDARAN – Kisah Irman (22) seorang mahasiswa di Kabupaten Pangandaran ini bisa jadi inspirasi, Betapa tidak, pemuda yang mengambil jurusan Manajemen Bisnis Syariah ini rela membagi waktu antara kuliah dan bekerja.

Menurut ceritanya, Irman sudah hampir tiga tahun berjualan bakso cuanki di Alun-Alun Parigi, tepatnya semenjak ia lulus Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA). Ia diajak saudaranya yang memang sudah lebih dulu jualan bakso cuanki.

"Setelah lulus SLTA, saya memutuskan untuk cari kerja. Namun karena tak kunjung dapat, maka saya memutuskan untuk ikut kerja sama saudara berjualan bakso cuanki," kata Irman, Kamis (20/2/2025).

Setahun berjalan jualan bakso cuanki, Irman memutuskan untuk kuliah dan mengambil jurusan Manajemen Bisnis Syariah. Tujuannya agar ia bisa mempelajari teori-teori bisnis dan bisa menjadi pengusaha sukses.

"Setelah setahun di sini, karena melihat keponakan saya kuliah. Saya jadi ingin kuliah juga biar dapat gelar akademis, dan saya mengambil jurusan Manajemen Bisnis Syariah karena di kemudian hari, saya ingin menjadi pengusaha yang sukses," jelasnya.

Dalam perjalanannya, Irman tidak terlalu kerepotan membagi waktu  antara kuliah dan kerja. Ia mengaku bahwasanya semua itu dijalani karena keikhlasan hati, terlebih ia kuliah mengambil kelas karyawan yang hanya kuliah pada hari Jumat dan Sabtu saja.

Ia mengaku biasanya berjualan dari mulai jam 2 sore sampai jam 9 malam, tapi kalo weekend biasanya sampai jam 10 malam. Tapi sebelum memulai berjualan, ia harus melakukan persiapan dari jam 8 pagi.

"Mulai dari mengiris seledri, membuat bawang goreng, mempersiapkan saos, kecap dan bumbu lainnya. Kalo, bakso sama pangsit itu biasanya saudara saya yang bikin," paparnya.

Harga bakso cuanki yang dia jual pun bervariasi, mulai dari Rp 10-15 ribu, tergantung jenis bakso yang dipesan. Karena jenis baksonya pun ada banyak, seperti bakso  cincang, bakso mercon, bakso urat, bakso telur dan bakso iga.

"Tapi, kalo ada yang beli berapapun saya tetap kasih," pungkasnya. (*)