TIMES MAGETAN – Pesona Telaga Sarangan, Magetan sebagai salah satu magnet wisata utama di Jawa Timur kembali terbukti menjelang tutup tahun 2025. Terletak di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) tepat di lereng Gunung Lawu, telaga alami seluas 30 hektar ini mulai dipadati ribuan pengunjung yang ingin merayakan momentum liburan di udara sejuk Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Pantauan di lokasi pada Sabtu pagi (27/12/2025) menunjukkan eskalasi kunjungan yang signifikan. Banyak bus pariwisata pelat luar kota tampak di area parkir, bersanding dengan ratusan anggota klub motor yang melakukan touring akhir tahun.
Fenomena ini berdampak langsung pada sektor akomodasi; sejumlah pengelola hotel dan vila pesanan kamar mulai penuh meningkat tajam.

Lari Pagi di Tengah Gerimis dan Hadiah Pelangi
Meski Sabtu pagi Sarangan disambut dengan hujan rintik dan embusan angin kencang, nyali para pelancong tidak surut. Suhu udara yang berkisar di angka 18 derajat Celsius justru menambah semangat para wisatawan untuk melakukan aktivitas lari pagi mengelilingi telaga.
Lintasan aspal sepanjang kurang lebih 2,3 kilometer yang memutari air jernih tersebut menjadi jalur favorit untuk membakar kalori sambil menghirup oksigen pegunungan yang bersih.
Keteguhan para pengunjung menghadapi cuaca dingin berbuah manis. Di tengah rintik gerimis, sebuah fenomena alam berupa pelangi indah muncul membentang di atas permukaan telaga, menciptakan pemandangan artistik yang jarang terjadi.
"Luar biasa senang bisa ke sini. Meski tadi anginnya sangat kencang dan sempat gerimis, tapi terbayar lunas begitu lihat pelangi muncul. Suasananya magis," ujar Khoirul, seorang wisatawan asal Madiun yang datang bersama keluarganya.
Dia bersama keluarganya memilih mengitari telaga dengan jalan kaki. Setelah itu, menikmati wedang ronde dan sate kelinci. Tak lupa, berbelanja buah serta sayuran.
Ritual Kuliner: Sate Kelinci dan Kehangatan Ronde
Berwisata ke Sarangan terasa hambar tanpa menjalani "ritual" kulinernya. Di sepanjang pedestrian telaga, aroma khas dari bakaran sate kelinci—makanan ikonik yang menjadi identitas kuliner Magetan—tercium menggoda. Selain sate, wisatawan terlihat berkerumun menikmati jagung rebus manis dan semangkuk wedang ronde hangat, kombinasi sempurna untuk melawan suhu dingin lereng Lawu.
Bagi mereka yang membawa anak-anak, aktivitas naik kuda mengitari tepian air atau memacu adrenalin dengan naik perahu cepat (speedboat) menjadi pilihan utama.
Tak lupa, sebelum pulang, para pelancong menyempatkan diri memborong sayuran segar, berbagai jenis tanaman bunga anggrek, hingga kerajinan kulit sebagai souvenir khas Magetan.
Secara geografis, Telaga Sarangan memang memiliki keunggulan karena lokasinya yang strategis di jalur penghubung Jawa Timur dan Jawa Tengah melalui "Jalan Tembus" menuju Tawangmangu. Dengan kedalaman air yang mencapai 28 meter dan pemandangan hutan pinus yang asri, tidak heran jika Sarangan tetap menjadi primadona meski cuaca akhir tahun terkadang tak menentu. (*)
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Bambang H Irwanto |