TIMES MAGETAN, JAKARTA – Menteri Koperasi Ferry Juliantono mengatakan bahwa setiap Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih berpotensi menyerap minimal lima hingga enam tenaga kerja.

Namun, ia menegaskan bahwa jumlah pasti tenaga kerja yang diserap masih dalam tahap kajian karena program ini baru memasuki fase awal operasional.

“Kalau asumsi, satu koperasi bisa melibatkan lima pengurus dan satu manajer. Namun, itu baru perkiraan, nanti akan dievaluasi setelah operasional berjalan penuh,” ujar Ferry usai rapat koordinasi di Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (17/9/2025).

Pemerintah sebelumnya telah menetapkan 113 koperasi percontohan berbagai wilayah Indonesia, sebagai bagian dari persiapan menuju operasional penuh dari 80 ribu koperasi yang telah terbentuk secara kelembagaan.

Pemerintah juga telah mengalokasikan dana sebesar Rp16 triliun dari sisa anggaran lebih (SAL) APBN 2025 untuk mendukung pembiayaan operasional koperasi. Dana tersebut ditempatkan di bank-bank Himbara, yakni BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BSI.

Satuan Tugas Kopdes/Kel Merah Putih saat ini masih aktif melakukan sosialisasi kepada koperasi-koperasi terkait prosedur pengajuan pembiayaan.

Di Samarinda, Kalimantan Timur, Koperasi Kelurahan Merah Putih Lempake yang menjadi salah satu koperasi percontohan belum merekrut tenaga kerja. Gerai sembako yang mereka kelola masih dijalankan oleh lima pengurus dan tiga pengawas.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Koperasi Kelurahan Merah Putih Lempake Adung KS Utomo menyebut bahwa rekrutmen tenaga kerja akan dilakukan setelah usaha stabil dan pembiayaan cair.

Sebaliknya, Koperasi Desa Bentangan di Klaten, Jawa Tengah, telah mempekerjakan enam karyawan untuk enam gerai yang mereka kelola, termasuk apotek, gerai sembako, kantor koperasi, Pos Indonesia, gerai pupuk, dan gudang.

Ketua Kopdes Bentangan Bambang Gunarsa menyatakan bahwa pihaknya terbuka bagi siapa pun yang ingin bergabung, dengan syarat memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi. (*)