https://magetan.times.co.id/
Gaya Hidup

Menghidupkan Pelestarian Warisan Budaya di Kampung Budaya Polowijen Kota Malang

Selasa, 25 Februari 2025 - 11:08
Menghidupkan Pelestarian Warisan Budaya di Kampung Budaya Polowijen Kota Malang Suasana Kampung Budaya Polowijen Kota Malang di awal 2025 (FOTO: Gregorius Karlo Jehapan/TIMES Indonesia)

TIMES MAGETAN, MALANGKota Malang memiliki satu kampung tematik yang didedikasikan untuk pelestarian budaya. Kampung Budaya Polowijen namanya.

Kampung ini memang didirikan dengan tujuan utama untuk melestarikan budaya Nusantara, atau dikenal dengan 'Ululbudoyo'. Sejak diresmikan pada 1 April 2017 oleh Mohammad Anton, Wali Kota Malang saat itu, kampung ini terus menghidupkan beragam kegiatan budaya untuk mempertahankan warisan leluhur.

Kampung Budaya Polowijen menawarkan banyak kegiatan seni dan budaya. Salah satunya adalah pelatihan tari yang rutin diadakan setiap Sabtu untuk anak-anak.

Melalui pelatihan ini, diharapkan generasi muda dapat mencintai seni dan budaya serta menanamkan jiwa seni dalam dirinya.

Selain pelatihan tari, kampung ini juga menyelenggarakan lomba tari sebagai bentuk apresiasi bagi para peserta.

Tidak hanya itu, kegiatan lain seperti membatik, seni topeng, mocopat serta program pemberdayaan masyarakat juga menjadi bagian dari agenda rutin kampung ini.

Kerajinan-Topeng.jpgKetua Sanggar Budaya Polowijen, Mugik Alfianto saat menunjukkan Topeng Malangan (FOTO: Gregorius Karlo Jehapan/TIMES Indonesia)

Sebelum Kampung Budaya Polowijen resmi berdiri, diadakan sebuah sarasehan dengan tema 'Kapan sih Lahirnya Polowijen Kampung Kita Ini?'.

Acara ini melibatkan arkeolog untuk meneliti usia Kampung Polowijen. Hasilnya menjadi dasar penetapan peresmian kampung budaya tersebut.

Jahyawudi menjadi tokoh utama yang menggagas terbentuknya Kampung Budaya Polowijen dan terus berperan aktif dalam pengembangannya.

Ragam Agenda Acara

Sebagai bagian dari kampung tematik di Kota Malang, Kampung Budaya Polowijen memiliki berbagai agenda tahunan yang telah dijadwalkan.

Salah satu agenda utama adalah perayaan yang diadakan setiap bulan April, yang merupakan bagian dari program Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang.

Mugik-Alfianto.jpgKetua Sanggar Budaya Polowijen, Mugik Alfianto saat diwawancara (FOTO: Gregorius Karlo Jehapan/TIMES Indonesia)

Selain itu, terdapat pula kegiatan insidental seperti peringatan Hari Tari Internasional serta tradisi Megengan dalam rangka menyambut Ramadan. Kampung ini juga sering menerima kunjungan tamu yang ingin menyaksikan berbagai pertunjukan seni sesuai permintaan.

Salah satu event budaya unggulan dari kampung ini adalah Topeng Malangan, yang tidak hanya menjadi bagian dari situs budaya tetapi juga berkembang hingga ke daerah lain seperti Pakisaji.

Untuk mempertahankan eksistensi budaya, Kampung Budaya Polowijen terus melibatkan berbagai pihak yang peduli terhadap seni dan budaya, termasuk seniman, pemerhati budaya, serta masyarakat umum.

Sosialisasi dan edukasi secara aktif dilakukan untuk mengajak anak-anak dan ibu-ibu agar tertarik dalam seni tari dan budaya.

Ketua Sanggar Budaya Polowijen, Mugik Alfianto, berharap generasi muda tidak berpaling dari budaya lokal, terutama di era media sosial saat ini.

Dengan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya, Kampung Budaya Polowijen terus berupaya menjadi pusat pelestarian seni dan budaya di Kota Malang. (*)

Pewarta : Gregorius Karlo Jehapan (Magang MBKM)
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Magetan just now

Welcome to TIMES Magetan

TIMES Magetan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.